Di era digital ini, arus informasi datang tanpa henti. Berita, email, dan konten media sosial terkini memenuhi perangkat kita setiap hari.
Kondisi ini menyebabkan information overflow, yaitu situasi di mana seseorang terpapar informasi dalam jumlah berlebihan sehingga menyulitkan pemrosesan dan penyaringan informasi secara efisien.
Banjir informasi yang melebihi kapasitas otak menyebabkan kelebihan beban kognitif. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam mengambil keputusan, berkurangnya kemampuan berpikir kritis, dan stres atau kelelahan mental.
Saat kewalahan, otak cenderung mengambil “jalan pintas” yang disebut evaluasi heuristik. Ini adalah strategi kognitif untuk membuat keputusan cepat dengan menyederhanakan masalah atau mengabaikan beberapa informasi.
Meskipun evaluasi heuristik membantu otak memproses banyak informasi dalam waktu singkat, keputusan yang diambil dengan cara ini seringkali tidak tepat dan cenderung tidak rasional.
Latihan mindfulness dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Mindfulness menciptakan jarak antara kita dan aliran informasi yang konstan, memberikan ruang otak untuk beristirahat, dan membantu kita mengelola informasi dengan lebih bijak di era digital yang serba cepat.
Apa itu perhatian?
Mindfulness adalah teknik untuk mengembangkan kesadaran yang tidak menghakimi terhadap perasaan, pikiran, dan lingkungan kita saat ini.
Teknik ini dapat membantu kita menghindari kebiasaan dan reaksi negatif dengan mengamati pikiran dan emosi serta menggunakan nafas dan tubuh sebagai keseimbangan. Kesadaran akan reaksi otomatis ini memungkinkan kita merespons situasi dengan lebih tenang dan efektif.
Seiring dengan latihan yang konsisten, mindfulness dapat meningkatkan bagian otak yang dikenal sebagai prefrontal cortex, yang bertanggung jawab untuk pemrosesan kognitif dan pengambilan keputusan. Dengan cara ini, kita menjadi lebih mampu menyaring informasi yang relevan dan berguna.
shutterstock.
Penelitian menunjukkan bahwa praktik mindfulness dapat meningkatkan perhatian dan membantu individu fokus lebih baik, sehingga meningkatkan cara otak memproses informasi. Dengan cara ini, mindfulness dapat membantu mengatasi masalah kelebihan kognitif.
Bagaimana cara mulai melatih perhatian?
Ada banyak cara untuk membangun keterampilan mindfulness, misalnya dengan mengikuti pelatihan atau belajar mandiri untuk mempelajari beberapa praktik dasar.
Untuk memulai latihan mindfulness dasar, ada tiga langkah utama yang dikenal sebagai Niat, Perhatian, dan Sikap (IAA).
1. Niat: Langkah pertama adalah niat untuk mulai melatih mindfulness. Niat ini merupakan dasar yang sangat penting untuk memulai dan memelihara kesadaran.
2. Perhatian: Langkah kedua adalah melatih kemampuan untuk hadir pada saat ini. Meski terlihat sederhana, namun memerlukan disiplin diri. Meditasi atau latihan pernapasan, misalnya, adalah cara yang baik untuk melatih fokus dan memperkuat keterampilan perhatian.
3. Sikap: Terakhir, sikap merupakan langkah yang sangat penting dalam mempertahankan praktik mindfulness yang berkelanjutan. Sikap seperti keterbukaan, keingintahuan, dan penerimaan diri akan membantu menjadikan mindfulness lebih dari sekadar praktik sementara, namun menjadi gaya hidup berkelanjutan.
Saat ini, ada banyak video dan aplikasi yang dapat diunduh secara gratis untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang mindfulness dan mempraktikkannya sendiri.
Terapkan praktik mindfulness di tempat kerja digital
Praktik mindfulness kini juga mulai diterapkan di tempat kerja. Beberapa perusahaan di dunia sudah mulai memfasilitasi praktik ini demi menjaga kesehatan mental karyawannya.
Studi terbaru menunjukkan bahwa mindfulness dapat membantu mengurangi stres di lingkungan kerja digital – sebuah tren yang meningkat sejak pandemi.
Praktik mindfulness ini dapat dilakukan dengan cara sederhana seperti berhenti sejenak untuk menarik napas dalam-dalam atau menjauh dari teknologi untuk jangka waktu singkat.
Penelitian menunjukkan bahwa karyawan dengan tingkat kesadaran yang lebih tinggi cenderung tidak merasa terbebani oleh teknologi. Mereka juga mampu mengubah kebiasaan digitalnya menjadi lebih baik.
Perubahan ini mencakup penetapan batasan seperti aturan tentang kapan dan bagaimana mereka berinteraksi dengan teknologi, seperti mematikan notifikasi, mengelompokkan email, atau mematikan perangkat di penghujung hari kerja.
Beberapa peserta juga menggunakan praktik mindfulness singkat untuk mengatur interaksi mereka dengan teknologi dan menjaga kesehatan fisik dan mental saat bekerja secara digital. Aktivitas seperti istirahat sejenak, jalan-jalan, atau membuat secangkir teh dinilai sangat bermanfaat.
Untuk membantu karyawan berkembang selama transformasi digital yang sedang berlangsung di tempat kerja, organisasi harus mempertimbangkan cara mendukung staf dengan praktik keterampilan dan kesadaran digital.
Namun, baik ada dukungan organisasi atau tidak, praktik mindfulness sederhana tetap bisa dilakukan oleh siapa pun dan kapan pun.
Di tengah hiruk pikuk dunia digital, mencari momen untuk melatih mindfulness bisa menjadi sebuah langkah kecil yang berdampak besar pada kesehatan mental dan kognitif kita. Jadi kapan Anda akan memulainya?