Penelitian tahun 2018 menunjukkan bahwa praktik joki mengalami peningkatan. Layanan yang ditawarkan antara lain tugas latihan menulis, tugas harian, ujian dan skripsi.
Perjodohan atau kecurangan kontrak merupakan transaksi antara mahasiswa dengan pihak ketiga yang direkrut untuk melaksanakan suatu tugas akademik yang hasilnya diklaim sebagai buah karya mahasiswa tersebut.
Di bidang farmasi, penelitian yang mempelajari joki masih sangat terbatas. Namun pasar perjudian yang khusus menyasar sektor farmasi mudah ditemukan secara online. Penelitian pada tahun 2012 yang dilakukan oleh sebuah situs penulisan esai di Inggris bahkan menemukan bahwa perebutan topik terkait bidang kesehatan berada pada posisi ke-4 dari total 15 mata pelajaran di bidang sains.
Tidak hanya merupakan pelanggaran integritas akademis, perebutan juga mempunyai konsekuensi jangka panjang yang merugikan. Praktik ini tidak hanya merusak reputasi pelajar, namun juga berpotensi menimbulkan risiko serius terhadap keselamatan pasien di masa depan.
Risiko penyalahgunaan
Dampak joki terhadap pendidikan farmasi sangat serius. Siswa yang lulus tanpa pemahaman nyata terhadap materi yang seharusnya mereka kuasai membawa pengetahuan yang tidak memadai dalam praktik profesionalnya. Profesi apoteker bertanggung jawab langsung atas kesehatan pasien, dan kegagalan memenuhi standar etika dan standar kompetensi yang diharapkan dapat menyebabkan penyalahgunaan yang berbahaya.
Misalnya, hampir satu dekade lalu terjadi kejadian tidak diinginkan yang merenggut nyawa seorang pasien. Setelah dilakukan penyelidikan, diketahui bahwa penyebab kejadian tersebut adalah kesalahan yang terkesan sepele, yakni tercampurnya produk suntik tulang belakang Buvanest dengan suntik asam traneksamat sehingga mengakibatkan tertukarnya label obat.
Buvanest Spinal adalah obat suntik atau suntik yang mengandung bupivacaine, yaitu obat yang digunakan sebagai obat bius pada pembedahan, termasuk operasi caesar atau operasi kandung kemih. Sedangkan asam traneksamat merupakan obat yang digunakan untuk memperlambat atau menghentikan pendarahan, biasanya digunakan pada kasus pendarahan. Pemberian obat yang tidak sesuai dengan indikasi atau tujuannya dapat berakibat fatal.
Siswa hendaknya memperoleh pengalaman dan pengetahuan secara langsung melalui penyelesaian tugas tanpa menggunakan joki. Kuon_ID/shutterstock.
Hal seperti ini tidak boleh terjadi jika proses pembuatan obat dilakukan sesuai pedoman yang ada. Kegagalan seorang apoteker dalam memahami tingkat urgensi setiap proses pembuatan obat dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, tingkat pemahaman dan pengetahuan seorang tenaga kesehatan khususnya apoteker sangat penting dalam hal ini. Praktek joki dapat menghilangkan nilai-nilai yang ditanamkan selama proses pendidikan.
Selain itu, matchmaking juga dapat menciptakan tenaga kesehatan yang tidak kompeten dan melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap profesi kesehatan. Institusi pendidikan yang gagal mengatasi permasalahan ini berisiko kehilangan reputasi dan akreditasi yang pada akhirnya dapat menurunkan minat calon peserta didik untuk mendaftar dan menurunkan kualitas lulusan.
Faktanya, sedang terjadi keributan di India karena banyaknya kecurangan dalam ujian mahasiswa kedokteran. Ujian ini diikuti oleh 2,4 juta peserta yang memperebutkan 100.000 pos kesehatan. Kecurigaan masyarakat muncul karena banyaknya nilai sempurna pada ujian tersebut. Penelusuran lebih lanjut menunjukkan indikasi kecurangan ini bukan hanya akibat bocoran soal, tapi juga pertandingan yang melibatkan sedikitnya 15 orang.
Sertakan semua pihak
Mengatasi joki dalam pendidikan farmasi memerlukan pendekatan yang komprehensif. Institusi pendidikan harus menerapkan kebijakan yang lebih ketat dalam mendeteksi dan mencegah perjudian.
Dosen memainkan peran kunci dalam mempromosikan budaya integritas akademik. Mereka harus aktif memantau tanda-tanda perjudian, memberikan sanksi tegas dan mendukung siswa dalam mengatasi tantangan akademik tanpa harus berjudi.
Selain itu, pendidikan tentang etika dan integritas akademik harus menjadi bagian integral dari kurikulum farmasi.
Kolaborasi dengan organisasi profesi apoteker juga dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya integritas dalam profesi kefarmasian. Program sertifikasi, pelatihan etika, dan kampanye kesadaran merupakan alat yang efektif dalam memerangi ikatan dan memastikan bahwa lulusan farmasi memiliki pengetahuan, keterampilan, dan etika yang diperlukan untuk bekerja dengan baik dalam profesinya.
Persaingan dalam pendidikan farmasi tidak hanya menjadi masalah akademis, namun juga merupakan ancaman serius bagi masa depan pelayanan kesehatan. Integritas dan kompetensi tenaga kesehatan menjadi landasan utama dalam menjaga keselamatan pasien.
Oleh karena itu, semua pihak harus bekerja sama untuk menghapuskan ikatan dan memastikan bahwa lulusan farmasi memiliki keterampilan yang diperlukan untuk menjalankan profesinya dan menjaga keselamatan pasien.