Friday, December 6, 2024

5 Teratas Minggu Ini

Posting Terkait

Refleksi Kurikulum Mandiri: Buku Cerita Anak Perkuat Literasi Siswa

Prabovo-Gibran yang pencalonannya sebagai presiden dan wakil presiden menuai kontroversi, akan mulai bekerja pada 20 Oktober 2024.

Untuk melindungi pemerintahan mereka, kami menerbitkan edisi khusus #PantauPrabovo yang berisi pertanyaan-pertanyaan penting yang muncul dari pemetaan kami dengan jaringan penulis TCID. Edisi kali ini juga mengulas 10 tahun pemerintahan Joko Widodo, serta memberikan persiapan bagi Prabowo-Gibran dalam menjalankan tugasnya.

Indonesia baru saja melantik Presiden Prabowo Subjant dan kabinet barunya, termasuk Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Muti. Beberapa hari setelah pelantikannya, muncul rencana Abdul Mu'ti untuk merombak kurikulum mandiri yang ada saat ini.

Keputusan Abdul Muti didasari laporan bahwa kurikulum mandiri masih belum maksimal dilaksanakan. Alasannya adalah banyak guru di lapangan yang merasa belum sepenuhnya siap dengan pendekatan baru ini, terutama karena terbatasnya pelatihan komprehensif untuk menguasai metode pembelajaran yang dipromosikan oleh kurikulum ini.

Selain itu, akses terhadap konten pendukung seperti internet dan perangkat digital yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran berbasis proyek juga belum merata di seluruh wilayah.

Namun, ada beberapa bagian dari kurikulum mandiri yang penting untuk dipertahankan. Salah satunya pemanfaatan buku cerita untuk anak yang terbukti berhasil meningkatkan literasi anak.

Peran buku cerita anak dalam meningkatkan literasi

Buku cerita anak mempunyai peranan penting dalam mengembangkan literasi dan pendidikan karakter siswa. Buku cerita yang berkualitas dapat membangkitkan minat membaca siswa sejak dini, membangun kebiasaan membaca dan meningkatkan pemahaman bahasa yang pada akhirnya berkontribusi pada kemampuan literasi mereka.

Pemerintahan sebelumnya menyadari pentingnya buku cerita dalam upaya peningkatan literasi nasional. Penyediaan bahan bacaan yang berkualitas di perpustakaan sekolah dan pojok baca merupakan salah satu program prioritas yang sejalan dengan visi besar peningkatan literasi anak Indonesia. Melalui program ini, lebih dari 15 juta buku bacaan telah didistribusikan ke lebih dari 20 ribu lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) dan sekolah dasar (SD) di daerah terpencil dan tertinggal. Langkah ini tidak hanya mendukung kurikulum tetapi juga bagian dari misi pemerataan akses literasi di seluruh Indonesia.

Program pembekalan buku cerita ini didukung oleh banyak penelitian yang menunjukkan bahwa paparan buku cerita yang berkualitas mempunyai dampak yang signifikan terhadap literasi siswa. Membaca buku cerita tidak hanya mengembangkan keterampilan membaca dasar, tetapi juga meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan imajinasi anak.

Penelitian menunjukkan bahwa siswa yang secara teratur dihadapkan pada cerita bergambar menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pemahaman dan kemampuan membaca. Buku cerita mendorong anak tidak hanya memahami kata dan kalimat, tetapi juga menghubungkan konsep dalam cerita dengan dunia nyata, sehingga mengembangkan keterampilan pemahaman yang lebih dalam.

Selain itu, buku cerita dapat menjadi sarana bagi guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan interaktif. Dengan melibatkan anak-anak dalam kegiatan membaca atau bercerita bersama, guru dapat memfasilitasi diskusi, mengajukan pertanyaan, dan mendorong siswa untuk berbagi pandangan mereka. Interaksi ini penting dalam membangun awal keterampilan komunikasi siswa dan pada akhirnya mempengaruhi keterampilan literasi mereka secara keseluruhan.

Buku digital membantu pemerataan akses

Sayangnya, pemerataan akses terhadap bahan bacaan menjadi tantangan besar dalam upaya peningkatan literasi siswa di Indonesia. Salah satu terobosan penting yang pernah dicoba pemerintah adalah penyediaan buku cerita digital.

Buku digital hadir sebagai solusi untuk mengatasi keterbatasan distribusi dan tingginya biaya pencetakan buku fisik, terutama untuk sekolah di daerah terpencil dan sulit dijangkau.

Buku cerita digital ini dapat diakses secara gratis melalui berbagai platform seperti Ayo Baca Asia, Literasi Cloud dan SIBI dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku-buku ini juga tidak hanya memprioritaskan aksesibilitas, namun juga kualitas: cerita dan ilustrasi yang tersedia di platform ini dipersiapkan dengan standar tinggi yang sama dengan buku cetak.

Buku-buku digital ini dikategorikan dan disusun berdasarkan tingkat kemampuan membaca siswa, sehingga siswa dapat memilih buku sesuai dengan tingkat bacaannya, sehingga pengalaman membaca lebih efisien dan fokus.

Dengan pendekatan yang mudah dan fleksibel, buku digital dapat menjadi alternatif strategis untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam kegiatan membaca dan memicu minat membaca.

Pertarungan belum berakhir

Meskipun telah ada upaya untuk menyediakan buku-buku berkualitas untuk dibaca, tantangan literasi di Indonesia masih cukup besar. Berdasarkan hasil PISA, kemampuan literasi pelajar Indonesia masih di bawah rata-rata Organization for Economic Co-operation and Development (OECD)—sebuah organisasi internasional beranggotakan 38 negara yang didedikasikan untuk demokrasi dan perekonomian.

Sementara itu, data asesmen nasional tahun 2021 menunjukkan 5 dari 10 siswa di tingkat sekolah dasar dan menengah tidak mencapai literasi minimal. Meski data Asesmen Nasional tahun 2023 menunjukkan sedikit perbaikan dengan hanya 4 dari 10 siswa yang belum mencapai standar, namun situasi ini masih menunjukkan darurat literasi.

Oleh karena itu, dukungan terhadap kualitas membaca harus tetap menjadi prioritas dalam kebijakan pendidikan pemerintah saat ini, apapun kurikulum yang akan diterapkan di masa depan. Penekanan pada penggunaan buku cerita anak, baik cetak maupun digital, dapat membantu anak lebih memahami konsep literasi, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, serta mengembangkan kemampuan berbahasa dan komunikasi.

Oleh karena itu, selain evaluasi terhadap rencana dan program pendidikan yang dilakukan oleh pemerintahan Prabov, penekanan pada program literasi melalui buku cerita anak harus tetap menjadi fokus utama. Sebab, penyelenggaraan pendidikan yang menjamin akses terhadap cerita anak berkualitas merupakan investasi jangka panjang yang akan memperkuat kemampuan literasi generasi muda Indonesia.

negaraku

negaraku indonesia

indonesia negaraku

indonesia

Artikel Populer