Thursday, December 26, 2024

5 Teratas Minggu Ini

Posting Terkait

Apakah Anda memercayai AI untuk menentukan keuangan Anda?

Berbicara tentang jasa konsultasi investasi dan perencanaan keuangan. Menurut Anda siapa yang lebih setia, manusia atau kecerdasan buatan? Pertanyaan ini bukan lagi sekedar hipotesis.

Bank dan manajemen investasi besar tampaknya telah mengadopsi kecerdasan buatan untuk membantu merumuskan perkiraan keuangan yang bahkan dapat digunakan sebagai dasar analisis ketika membuat rekomendasi kepada klien mereka.

Sebagian besar entitas keuangan menggunakan AI untuk memprediksi fluktuasi saham. Misalnya, Morgan Stanley menggunakan kecerdasan buatan untuk mengurangi potensi bias analitis dalam menganalisis pasar keuangan.

Salah satu bank investasi terbesar di dunia, Goldman Sachs, juga baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka sedang menguji penggunaan kecerdasan buatan dalam operasinya. Sayangnya, Goldman Sachs enggan menjelaskan secara spesifik fungsi dan departemen yang menggunakan kecerdasan buatan.

Jadi, bisakah orang mempercayai penasihat keuangan berbasis AI ini untuk mengelola uang mereka?

Penelitian terbaru kami mengungkapkan bahwa penerimaan AI sebagai faktor penentu keuangan sangat bergantung pada siapa yang menggunakannya, tingkat literasi AI, dan cara kerja AI itu sendiri.

Meskipun kecerdasan buatan semakin canggih, investor lebih memilih keahlian manusia dalam prediksi pasar saham, menurut sebuah studi baru. Tidak semua orang mempercayai AI

Kami mewawancarai 3.600 responden di Amerika Serikat (AS) dan meminta mereka membayangkan situasi ketika mereka menerima informasi dan nasihat mengenai pasar saham.

Kami membuat tiga skenario penilaian. Pertama, informasi berasal dari perencana keuangan profesional. Kedua, informasi berasal dari AI. Ketiga, informasi berasal dari para profesional yang menggunakan AI.

Secara umum, masyarakat cenderung tidak mempercayai hasil analisis yang dilakukan oleh AI. Sebaliknya, hasil analisa pasar dari pakar (orang) lebih kredibel.

Namun, persepsi kepercayaan terhadap kecerdasan buatan tidak bersifat universal. Beberapa kelompok individu sebenarnya memiliki tingkat kepercayaan yang lebih tinggi terhadap kecerdasan buatan dibandingkan kelompok lainnya.

Misalnya, perempuan cenderung lebih mempercayai saran AI dibandingkan laki-laki (selisih 7,5%). Individu yang memahami/mempelajari lebih lanjut tentang AI juga lebih terbuka untuk mengikuti saran AI (perbedaan 10,1%).

Penelitian kami juga menemukan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap AI bergantung pada tingkat penyederhanaan metode AI yang digunakan.

Kami melakukan pengujian berdampingan AI kuadrat terkecil biasa (teknik matematika dasar yang menggunakan garis lurus yang menghubungkan 2 variabel) versus pembelajaran mendalam (metode AI tingkat lanjut). Hasilnya, hasil analisis AI dengan menggunakan metode kuadrat terkecil biasa lebih menguntungkan responden.

Hal ini terjadi karena adanya kecenderungan masyarakat untuk lebih percaya pada hal-hal yang dipahaminya. Sama seperti seseorang yang lebih suka mempercayai hasil kalkulator sederhana daripada alat ilmiah rumit yang kurang umum digunakan masyarakat umum.

Keniscayaan dalam industri keuangan

Entitas keuangan harus mencari cara untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kecerdasan buatan seiring dengan meningkatnya penetrasi kecerdasan buatan di industri keuangan.

Hal ini dapat dicapai dengan memperbanyak sosialisasi tentang cara kerja sistem AI. Penjangkauan juga harus mencakup penjelasan kapan dan bagaimana AI digunakan, serta menemukan keseimbangan yang tepat antara manusia dan pakar AI.

Selain itu, kita perlu menyesuaikan cara AI menyajikan informasi agar sesuai dengan kelompok yang berbeda. Mereka juga tidak boleh gagal untuk menyampaikan kepada publik paparan yang menunjukkan perubahan positif dalam kinerja AI dari waktu ke waktu dibandingkan dengan pakar manusia.

Masa depan sektor keuangan akan melibatkan lebih banyak kecerdasan buatan. Asalkan masyarakat mau mempercayainya. Studi kasus ini mirip dengan proses adopsi mobil otonom. Inovasi teknologi memang hebat, namun jika tidak nyaman dan praktis digunakan, maka semuanya akan sia-sia.

Penelitian kami menunjukkan bahwa membangun kepercayaan bukan hanya tentang menciptakan AI yang lebih baik. Penelitian ini cenderung mengarah pada pemahaman tentang bagaimana masyarakat berpikir dan merasakan tentang kecerdasan buatan. Ini tentang menjembatani kesenjangan antara apa yang bisa dilakukan AI dan apa yang diyakini orang bisa dilakukan oleh AI.

Seiring berjalannya waktu, kita harus terus mempelajari reaksi masyarakat terhadap kecerdasan buatan di dunia keuangan. Kita perlu menemukan cara untuk menjadikan AI tidak hanya sebagai alat yang ampuh, namun juga sebagai penasihat keuangan yang andal dan tepercaya bagi masyarakat dalam membuat keputusan keuangan penting.

Dunia keuangan berubah dengan cepat dan AI merupakan bagian penting dari perubahan tersebut. Namun pada akhirnya, masyarakat memutuskan sendiri di mana akan menaruh uangnya. Memahami cara membangun kepercayaan antara manusia dan AI akan menjadi kunci dalam membentuk masa depan keuangan.

Gertjan Verdict tidak bekerja, berkonsultasi, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mendapatkan keuntungan dari artikel ini, dan tidak mengungkapkan afiliasi apa pun selain yang tercantum di atas.

negaraku

negaraku indonesia

indonesia negaraku

indonesia

Artikel Populer